Jemariku membiru memikirkannya,
dahulu seekor keledai terperosok yang mana anaknya menangis olehnya,
kini anda menyuruh sang keledai melompat sekali lagi,
namun ia menolak sebab kini dia tahu, kini dia takut, dia takut pasti sakit, dia takut anaknya menangis, menangis merintih, menangis tersedu, hingga mungkin tak terdengar seduannya.
Berandailah ia, bukan keledai, bukan pula dewa, hanyalah manusia, dan meminta hanya memanusiakan manusia.
Manusia ada 4 macam kerangkanya, miliki kelebihan & kekurangan, bahkan cara serta gaya masing-masing, namun entah mengapa terkadang kita menuntut lebih hingga kerangkanya rusak dan patah di bagian dalam, berserakkan tak terurus. Atau memang tak urus?
timbullah kebimbangan, apakah hanya Koleris yang pantas duduk di kursi teratas?
(dengan cara & gayanya)
dikotomi, bahkan tetrakotomi ini sungguh melilit.
skeptis? Yes, I am
entahlah, saya kan acuh, hanya menatap terkadang meratap, tapi tak tanggap, pula tak sigap.
i see a hole in the wall
because here i concern on the hole, not the wall. Even if i concern on the wall than the hole. It is still a wall with a hole.
what do you see?
Celoteh camar tolol...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar